Sabtu, 30 September 2017

the Owl - Finding hope.

*sebelumnya*

'ini dia! sudah kuduga pasti di meja ini!' Si pria meja berantakan memekik, setelah berhasil memecahkan kasusnya sendiri. 'kau kenapa?' dia mendapati Yamu yang masih terdiam.

Lalu tiba-tiba terlepas dari lamunannya saat telapak tangan Falaz cukup keras hinggap di bahunya, 'oh bukan, hanya tersadar bahwa ada urusan yang harus diselesaikan'


Finding Hope --

'kau sedang mencari apa?' terlihat jelas cara Yamu mengalihkan perhatian, entah perhatiannya pada photo itu atau perhatian Falaz yang semakin terlihat penasaran dengan photo itu.

Falaz membuka kembali klipingan kertas yang baru ia susun, 'aku memiliki hobi baru, coba lihat' Falaz selalu antusian memperlihatkan hasil kerjanya walau sebagian orang pasti menganggap itu tidak penting.

Sedikit memiringkan kepala mensejajarkan dengan frame kertas kliping yang penuh gambar dan sedikit penjelasan. 'hobi baru mu mengagumi seorang laki-laki?' Yamu sedikit bingung dan terlihat masih tidak mengerti dengan maksud kliping itu.

memutarkan bola matanya 'haah, kau selalu saja bodoh'. pungkas Falaz.

Yamu tak menggubrisnya banyak, hanya melihat Falaz dengan sedikit melebarkan matanya.

'oke oke oke, aku minta maaf, kau tidak bodoh hanya kurang menggunakan otakmu'. lalu dia terkekek dan baru benar-benar minta maaf. 'aku sedang gemar dengan olahraga memanah', sambil terus membuka lembar demi lembar mulut cerewet Falaz menjelaskan satu demi satu gambar yang ada pada kliping itu 'yang ini adalah teknik memanah, yang ini adalah cabang-cabang perlombaan, ini adalah jenis-jenis busur, dan ini daftar atlet dari senior hingga yang termuda saat ini'.

Yamu terlihat sedikit puas mendengar penjelasan Falaz, sampai satu gagasan muncul di kepalanya 'kau tau siapa pemanah yang memiliki rekor paling tepat se-Nasioanal?'

Falaz menggernyitkan alisnya, seakan memiliki firasat kuat namun ia biarkan firasat itu terkubur begitu saja tidak ia hiraukan.

'sudahlah, kaucari saja dulu itu bukan masalah urgent hanya sedikit penasaran setepat apa manusia bisa melemparkan anak panah' tepukan di pundak Falaz instan mengakhiri percakapan mereka sore itu.

*
mimpi itu datang lagi..
jeritan, darah, nafas yang tersengal, rasa takut, dan dendam yang belum pernah terbalaskan.
hingga dering waker membangunkan Yamu subuh itu, membawanya keluar dari nyamannya bungkusan selimut dan menggiringnya keluar dari kamar. Didapatinya Falaz sedang asyik berkutit depan laptopnya terlihat seperti bocah kelas 5 SD yang sedang kegandrungan game on-line, pertama yamu membuka menutup pintu kulkas yang bersuara keras dan seharusnya sangat mengganggu.

tapi Falaz masih tetap terlihat sangat serius dengan mousenya tentu saja dengan tatapan "aku ingin menikahimu" pada layar laptopnya, *scroll scroll scroll

tak lama berselang, suara printer berisik mengeluarkan kertas-kertas lain berisikan gambar-gambar dan sedikit penjelasan. setelah suasana kembali hening Falaz segera berdiri merapikan kertas yang baru saja keluar dari mesin penciprat tinta itu, menyusunnya satu persatu dan merekatkannya.

Yamu sedang menyeduh kopinya saat Falaz menyerahkan tumpukan kertas yang baru saja ia print, 'apa ini?'.

membuka selai coklat di hadapannya mencolek sedikit dan langsung dimasukkan ke mulut, Falaz menjawab dengan jari telunjuk terkulum di mulutnya membuat suaranya terdengar tidak jelas 'itu semua data yang kau minta tentang pemanah terbaik di Negeri ini, setiap umur, setiap kategori, setiap jenis busur'.

Yamu hanya mengerrnyitkan dahinya sekali lagi, lalu menepuk punggung Falaz berkata 'kerja bagus!'.

'aku bisa menyelesaikan itu lebih cepat andai saja tidak ada orang bodoh mengigau sepanjang malam, lalu terbangun dan membuka lalu menutup pintu kulkas berkali-kali membuat seisi gedung ini mendengar suara karet kulkas merekat dan terlepas' gumamnya semakin menjadi. dan membuat Yamu hanya tersenyum.

'oh iya?, bisakah kau mencari jago taekwondo karate atau bela diri lain?' senyum Yamu mencurigakan.

Falaz tau ada sesuatu yang mencurigakan dari permintaan Yamu, tapi ia tak pernah bisa menolak godaan menjadi seorang detektif, atau sederhananya bisa disebut seorang penguntit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar