Sabtu, 19 Agustus 2017

the Owl - Prolog

Terkirim!
Wajah itu terlihat puas dengan pemberitahuan yang baru muncul pada layar monitor di depannya sampai ia tersadar bahwa ada satu hal lagi yang kurang, ada satu hal yang hilang.



Tangannya mengais-ngais setiap lembar kertas yang berserakan di atasmeja kerjanya, sesekali tangannya mengelompokkan setumpuk kertas lalu di geser ke pojok meja.

Krieeeet.. (suara pintu) cahaya yang cukup terang menerobos masuk ke ruangan itu, menciptakan siluet sosok tinggi besar melangkah masuk ke dalam.

Tek.. tangannya yang besar meraih saklar lampu yang berada tepat di samping pintu dan seketika menekannya.

Ruangan yang sejak tadi gelap itu pun seketika terang.

'mungkin lebih baik kalau aku matikan saja lagi lampunya, ruangan ini tampak lebih indah saat gelap' laki-laki besar yang baru saja datang itu langsung bergegas ke dapur, mengambil sebotol minuman dari kulkas dan meminumnya, bajunya terlihat basah dan sekujur tubuhnya berkeringat dari sepatu yang dia pakai sepertinya dia baru saja selesai lari sore atau sekedar olahraga di taman atau gym.

Dia Yamu, dulunya seorang "hitman", setelah berhenti hingga sekarang dia selalu menebus "kejahatannya" di masa lalu dengan membantu siapa saja, dia tidak bekerja apapun tapi tidak pernah kekurangan uang, dan dia tidak pernah meminta imbalan pada siapapun yang ia bantu.

Si pria meja berantakan tadi masih sibuk menyibak meja kerjanya, beberapa lembar kertas tampak berjatuhan ke lantai berserak satu dua lembar dan beberapa tak luput dari pijakan kakinya. Falaz.

'fal? kau tidak mendengarku?' Yamu mulai tertarik dengan kertas-kertas itu.

Falaz seorang karyawan, sarjana teknik mesin, pemuda "good-looking", postur ideal dan wajah tampan. Hanya satu hal yang membuat Yamu takut terhadap Falaz adalah ia tidak mempunyai kekasih, dengan wajah setampan itu dan fakta bahwa dia tidak memiliki 'wanita' cukup mudah untuk menyimpulkan bahwa Falaz seorang "gay". Tidak! bukan itu, Falaz terlalu sibuk dengan dunianya sampai tak pernah peduli dengan hubungan percintaan.

Tangan kekar Yamu mendapati selembar kertas, sebuah photo, misi lama yang tidak pernah  terselesaikan. seketika tangannya gemetar beberapa memori tidak menyenangkan mampir silih berganti. Jeritan, darah, tangis dan tentu saja dendam.

'ini dia! sudah kuduga pasti di meja ini!' Si pria meja berantakan memekik, setelah berhasil memecahkan kasusnya sendiri. 'kau kenapa?' dia mendapati Yamu yang masih terdiam.

Lalu tiba-tiba terlepas dari lamunannya saat telapak tangan Falaz cukup keras hinggap di bahunya, 'oh bukan, hanya tersadar bahwa ada urusan yang harus diselesaikan'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar