Selasa, 19 Juni 2018

Back Then

mungkin kau bukan seseorang dari masa lalu..
mungkin kau bukan seorang yang ku kenal..
tapi menjalani hidup denganmu, nanti..
selalu bangun di pagi hari dengan suguhan senyummu..
bermain game sampai larut malam..
atau memutuskan untuk tersesat dalam petualangan,
berdua denganmu..

akan menjadi hal yang selalu ku inginkan.

Bandar Lampung - 19 juni 2018




dulu..
sungguh aku adalah jiwa yang sangat mudah terpuaskan..
menjalani obrolan yang kusebut cinta dengan seseorang yang tak pernah ku kenal sebelumnya adalah penyebab dari penyakit senyum yang sulit terobati.

saat itu aku adalah anak kecik yang menggambarkan takdirnya di secarik kertas polos.
aku hanya ingin hidup berdua dengannya pikirku.

membangun rumah kecil di tepian pantai, menanami pelataran rumah dengan sebaris bunga-bunga warna ungu dan putih, dan beberapa pohon anggur yang selalu mendapatkan perhatian dari kami.

cukup sederhana dan intim untuk kami berdua.

tidak ada ponsel, tidak perlu gangguan.
kami akan bangun di pagi hari dengan matahari yang hangat dan ombak sebagai backsoundnya.
menjalani hari dengan bahagia, dan menutup hari dengan secangkir coklat hangat dan matahari jingga di ujung barat sana.

sangat sederhana dan intim untuk kami berdua.

tapi seiring berjalan waktu, aku menjadi seorang pria pengecut dan takut akan banyak hal..

aku takut jika nanti akan ada yang mengikhlaskan dirinya ku jaga, aku tak cukup kuat untuk menjaganya.
jika nanti ada yang rela dia bersandar padaku, aku takut tak cukup nyaman untuknya bersandar.
dan aku takut jika nanti ada yang rela kepadaku dia menggantungkan bahagia, aku tak bisa membahagiakannya.

karena bagi sebagian orang.
bahagia bukan hanya soal bangun pagi dengan deburan ombak yang terdengar mesra.
atau hanya menikmati senja dengan secangkir coklat panas dan mentari di ufuk barat yang terlihat jingga.

bahagia juga tentang kemampuan-kemampuam yang belum ku uji, tak semudah kenaifan yang ku bayangkan.

pernah juga suatu hari aku memimpikan sebuah petualangan tanpa henti.
seminggu dirumah dan sisanya sepanjang tahun mengenali daratan dan lautan, membeli sebuah yacht sederhana menggambar rute peta pada setiap jengkal lautan yang kami lewati.
membeli peralatan hiking lengkap dan mengenal setiap puncak yang kami tapaki.
atau membeli tanah luas di pegunungan, membuat rumah kecil di padang rumput yang luas.

menanam tanaman yang cukup untuk kami makan, mengembala domba dan berkuda, memerah susu hewan ternak kami, bermain gitar di ruang keluarga di depan perapian rumah kami. berdansa dalam remang-remang cahaya bulan yang masuk melalui atap kaca, berbagi bahagia berdua, atau merasakan takut sama-sama..

sesederhana itu..
dan ternyata aku masih belum berubah.
aku masih jiwa yang mudah terpuaskan..
hanya saja ditambah dengan banyak rasa takut, sekarang.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar