Rabu, 13 November 2013

Instrumen hujan

gelap di sore ini, peluru air yang meluncur indah bagai master piece dari seorang maestro kelas dunia..
hujan.
bahkan lebih indah dari yang pernah kami bayangkan dulu.
aku hanya memandanginya dari balik jendela kaca ini.
dengan melodi berdendang di telingaku, headset kecil teman sepi ku.
sebuah melodi yang sulit tergambarkan.
sebuah instrumen hujan.. :)

november 13th 2013, @16.28



**
hari ini bukanlah hari paling melelahkan, aku hanya menjalani beberapa aktivitas rutin tidak termasuk makan dan minum.

hari ini mendung penuh menyelimuti kota, dari pagi hingga petang seolah awan ingin mengambil kendali atas bumi, tak memperbolehkan sinar mentari menyelinap lewat celahnya, bahkan untuk setitik saja.

hingga puncaknya terjadi pada sore ini, seakan awan ingin memuntahkan semua unek-uneknya selama seharian, hujan turun sejadi-jadinya.

aku jadi ingat tentang sebuah memori.
sebuah cerita lama, tentang seseorang yang aku kagumi.
tentang hujan di atas kepala kami.
tentang lengannya yang memegang erat pinggangku, dan aku yang tancap gas.
dan tentang kami yang tak luput dari guyuran air hujan, saat itu.

senyum terbesit sekilas di wajahku, lalu tersadar bahwa aku berada di sebuah gedung yang tinggi, di lantai 7 dan belum mencapai sepertiga dari jumlah lantai di gedung ini.

hanya terlihat gedung-gedung lain yang tampak dengan berani menantang langit, dan 2 orang di gedung yang berada tepat di depanku, terlihat jelas bagaimana kehangatan tercipta diantara mereka.

sedangkan aku masih sendiri di depan jendela kaca yang mulai berembun, menyisakan aku di sisi ruangan ini.

membesitkan rahasia antara aku, hujan, sepi, dan melodi.

memberikan nuansa indah instrumen ini.

instrumen hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar